
5 Jenis Tangga Minimalis Beserta Kelebihan dan Kekurangannya
06/06/2024
Desain Japandi: Perpaduan 2 Gaya Interior yang Bikin Betah di Rumah
18/07/2024Stefano Boeri mengusung desain interior pameran buku Frankfurt edisi ke-76 dengan nuansa khas Italia. Konsep desain tersebut merupakan bentuk penghormatan untuk Italia sebagai tamu kehormatan setelah 36 tahun.
Konsep tersebut juga selaras dengan tema pameran ini, yakni “Roots in the Future”. Pameran buku ini termasuk acara terbesar di dunia penerbitan. Mengutip Frankfurter Buchmesse, pameran ini berlangsung dari tanggal 16-20 Oktober 2024.
Baca juga:
Desain Interior Café dengan Gaya Industrial: Memadukan Keunikan dan Kenyamanan

Bekerja sama sejarawan seni Giovanni Agosti, central square menggunakan elemen arsitektur seperti kolom, tangga, dan serambi. Tata letak paviliun khas Italia ini mendorong pengunjung untuk bersosialisasi sembari mengelilingi berita editorial dan sastra.
Central square berfungsi sebagai tempat edukasi, talkshow, dan pertemuan bagi para tamu untuk berkumpul dan terlibat dalam pembicaraan yang bermakna. Pendiri Stefano Boeri Interiors, Stefano Boeri mengatakan bahwa instalasi ini menawarkan pengalaman yang disusun berdasarkan referensi, memori, passion, dan bentuk, serta elemen arsitektur yang menjadi latar belakang pertemuan berbagai arus budaya dan seni khas Italia.
Menampilkan Budaya Italia Modern

Masing-masing tempat dalam pameran ini dapat diidentifikasi berdasarkan skema warna dan elemen tampilannya. Dengan demikian, maka pengunjung bisa dengan mudah menemukan lokasi yang ingin dikunjunginya.
Baca juga: Interior Hotel Jogja dengan Nuansa Tradisional dan Modern
Tim yang dipimpin oleh Commisioner Mazza sangat berhati-hati dalam memilih berbagai konten budaya yang akan dimasukkan ke setiap ruang pameran. Mereka memastikan lokasi-lokasi yang berada dalam pameran ini sesuai dengan budaya Italia modern.
Ruang Pameran dengan Konsep Unik

Ruang “Sotto un cielo antico (Under an Ancient Sky)” menampilkan seni sejarah dari museum nasional Italia. Ruangan lain merayakan karya Mihiavelli “II principe”. Terdapat pula ruangan untuk menghormati Aldus Manutius, penemu buku paperback modern.
Baca juga: Renovasi Rumah Tinggal Industrial Kontemporer Bapak Yogi Bantul Yogyakarta
Selain itu, ada juga “The Library of 600 Books” untuk menampung volume terjemahan Jerman-Italia. Sementara “Reading the Dark” menawarkan instalasi audio dalam kegelapan. Ruangan ini tak hanya memperkenalkan pengalaman buku audio, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran membaca bagi tunanetra.
Konsep pameran buku Fanfurt 2024 unik sekali, ya. Gimana, tertarik berkunjung?